Filosofi Pendidikan Indonesia_PPG Prajabatan 2023
1. Topik 2 Demonstrasi Kontekstual-Dasar-dasar Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
2. Topik 2-Koneksi Antar Materi - Pendidikan Nilai dan Sosial Budaya
Filosofi Pendidikan Indonesia_PPG Prajabatan 2023
1. Topik 2 Demonstrasi Kontekstual-Dasar-dasar Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
2. Topik 2-Koneksi Antar Materi - Pendidikan Nilai dan Sosial Budaya
1. Pada
penyerapan air
Air
sekitar tanaman akan masuk dalam tanaman melalui akar. Hal itu terjadi karena
air dalam tanaman mengandung zat-zat terlarut yang menyebabkan konsentrasi
lebih tinggi dari pada air di sekitar tanaman sehingga air tanaman itu
hipotonis. Oleh karena itu, para petani dalam pemberian pupuk pada tanaman
tidak boleh berlebihan.Hal itu perlu di lakukan karena kelebihan pupuk pada
tanaman justru dapat menyebabkan tanaman itu mati. Kematian tersebut disebabkan
air dalam tanaman hipertonik dan air tanaman keluar dari tanaman. Hal ini
berkaitan dengan tekanan osmosis.
2. Pada
proses desalinasi (mengolah air laut menjai air tawar)
Pada
proses ini digunakan prinsip osmotic balik yaitu pelarut bergerak dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dengan memberikan tekanan sebesar
tekanan pada air laut.
3. Pada
laut mati
Laut
mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat
terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini
terletak di daerah gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan
dengan laut bebas, sehingga konsetrasi zat terlarutnya semakin tinggi. Pada
saat kita berenang di laut mati kita tidak akan tenggelam karena konsentrasi
zat terlarutnya yang sangat tinggi. Berkaitan dengan penurunan tekanan uap.
4. Membuat
campuran pendingin
Cairan
pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0°C.
Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga di gunakan untuk membuat es
putar. Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam
air. Peristiwa ini memiliki prinsip penurunan titik beku larutan. Yaitu dalam
pembuatan es putar, dingin dari esbatu akan berpindah ke 9 larutan es putar
sehingga menjadikan es putar akan mengalami pembekuan
5. Antibeku
pada radiator mobil
Di daerah yang beriklim
dingin,kedalam air radiator biasanya di tambahkan etilen glikol. Di daerah
beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini di biarkan, maka
radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glukol kedalam
air radiator diharapkan titik bekuair dalam radiator menurun,dengan kata lain
tidak mudah membeku.
6. Pada
mesin cuci darah
Pasien penderita gagal ginjal harus
menjalani terapi cuci darah. Proses ini menggunakan proses dialysis, yaitu
proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea melalui membrane
semipermiabel dan masuk ke cairan lain, kemudian di buang. Membran tak dapat di
tembus oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada di dalam
darah.
7. Pengawetan
makanan
Garam
dapur di gunakan untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba
penyebab makanan busukyang berada di permukaan makanan. Hal ini berkaitan
dengan proses osmosis. Yaitu dengan adanya garam menjadikan makanan bersifat
hipertonis, sehingga menjadikan kuman mengalami dehidrasi lalu mati, karena
cairan tubuh kuman lebih hipertonik di bandingkan dengan sifat makanan.
8. Membasmi
lintah
Garam
dapat membasmi hewan lunak seperti lintah. Hal ini karena garam yang di
taburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh
sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya. Peristiwa ini berkaitan
dengan proses osmotik.
Tahap reduksi didaktik merupakan tahap untuk mengurangi tingkat kesulitan bahan
ajar, pada proses
ini bahan ajar direduksi secara didaktis dengan pertimbangan aspek
psikologis dan keilmuan, agar bahan ajar yang telah direduksi dapat dipahami oleh
peserta didik dengan mudah. Beberapa cara mereduksi tingkat kesulitan bahan ajar
dengan reduksi didaktik.
1.
Kembali kepada tahapan kualitatif
Suatu eksplanasi pedagogik atau ekplanasi ilmiah bila di
presentasikan dalam bentuk data kuantitatif (angka-angka) hampir
selalu dalam keadaan yang lebih kompleks dan sulit, maka perlu disajikan
dalam bentuk kualitatif (kata-kata) pula sehingga lebih memudahkan
peserta didik untuk memahaminya.
2.
Pengabaian
Ekplanasi pedagogik yang rumit dan kompleks dapat disampaikan
dengan kalimat yang sederhana atau mengalami pengabaian tetapi tidak
menghilangkan makna atau tidak membuat miskonsepsi.
3.
Penggunaan penjelasan berupa gambar,
simbol, sketsa, dan percobaan
(eksperimen)
Pembelajaran dengan menggunakan gambar, simbol, sketsa dan
percobaan dapat membantu peserta didik memahami materi sebab peserta didik
dapat melihat langsung dan mengimajinasikan konsep yang
sedang mereka pelajari.
4.
Penggunaan analogi
Ilmu kimia merupakan ilmu yang abstrak maka untuk mempermudah
peserta didik dalam memahami materi maka dapat menggunakan analogi. Analogi
adalah pengibaratan
suatu yang sulit dipahami dengan sesuatu yang lebih mudah dipahami. Namun
analogi yang dibuat harus sama dengan konsep target bila tidak sama maka akan
menyebabkan miskonsepsi bagi peserta didik.
5.
Penggunaan tingkat perkembangan
sejarah
Ilmu pengetahuan berkembang mulai dari konsep yang sederhana
hingga pengetahuan yang sulit saat ini. Penggunaan konsep-konsep yang sederhana
(ilmu pengetahuan lama) akan membantu peserta didik memahami konsep saat ini
yang disebut modern.
Penggunaan jenis reduksi ini harus memerlukan pembelajaran
berkelanjutan agar tidak terjadi miskonsepsi.
6.
Generalisasi
Berbagai hasil pemikiran dan penelitian seluruhnya ditulis
dalam bentuk kesimpulan (proses induksi) yang menggambarkan
seluruh hasil pemikiran dan penelitian tersebut. Dengan membuat generalisasi
dari data-data yang kompleks dan rumit akan mempermudah peserta didik
dalam memahami informasi tersebut.
7.
Partikularisasi
Partikularisasi adalah pemilihan informasi dari konsep yang
memiliki informasi yang banyak (kompleks) menjadi
bagian-bagian yang sederhana sehingga memudahkan peserta didik memahami
informasi tersebut.
8.
Pengabaian perbedaan pertanyaan
konsep
Cara reduksi ini diperlukan karena banyak istilah-istilah
ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Istilah-istilah ini
begitu sering digunakan sehingga dianggap lebih mudah dipahami
oleh peserta didik, misalnya “panas” maksudnya adalah temperature maka hal
ini diabaikan asal tidak menimbulkan miskonsepsi bagi peserta didik.
Asam dan basa penting dalam makhluk hidup karena
sebagian besar enzim dapat melakukan tugasnya hanya pada tingkat
keasaman tertentu. Sel mengeluarkan asam dan basa untuk mempertahankan pH
yang tepat agar enzim dapat bekerja. Misalnya, setiap kali Anda mencerna
makanan, asam dan basa bekerja di sistem pencernaan Anda. Pertimbangkan
lingkungan asam lambung. Lingkungan asam membantu pencernaan makanan. Enzim
pepsin yang membantu memecah protein di perut hanya bisa berfungsi optimal di
lingkungan pH rendah. Lambung mengeluarkan asam kuat yang memungkinkan pepsin
bekerja, dan perut melakukan tugasnya. Namun, ketika isi lambung masuk ke usus
halus, asam tersebut harus dinetralisir. Ini karena enzim di usus kecil
membutuhkan lingkungan dasar untuk bekerja. Sebuah organ yang disebut pankreas
mengeluarkan basa kuat ke dalam usus kecil, dan basa ini menetralkan asam.
Asam-asam dan basa-basa tidak hanya penting pada reaksi yang
dilakukan di laboratorium, tetapi juga pada proses-proses yang terjadi di sekeliling kita,
dari proses-proses industri sampai ke lingkungan maupun proses yang terjadi pada
sistem biologi. Sebagai contoh, kemampuan lingkungan akuatik untuk mendukung kehidupan
ikan dan tanaman, terbawanya polutan-polutan udara bersama-sama air hujan, dan laju
reaksi-reaksi yang menjaga kehidupan kita, sangat bergantung pada keasaman atau
kebasaan larutan.
Kimia dari tubuh kita diatur oleh asam dan basa. Asam laktat suatu
produk dari metabolisme glukosa dapat dibentuk dalam otot selama latihan. Asam
karbonat dan ion bikarbonat merupakan buffer untuk reaksi-reaksi biokimia. Sejumlah besar kimia
dipahami melalui reaksi asam – basa.
Ketika kita membuat rumah, kita menggunakan semen.
Semen dibuat dari basa kalsium hidroksida. Basa pun dapat kita temukan pada
aneka bahan pembersih dan ketika membuat kue. Pada saat membuat kue, kita
sering menambahkan baking soda agar kue yang kita buat mengembang. Baking soda
merupakan suatu basa. Karena pentingnya asam
dan basa dalam kehidupan kita sehari-hari, maka
perlu dipelajari sifat-sifat dan
reaksi-reaksinya serta keseimbangan asam dan basa tersebut, karena gangguan terhadap
keseimbangan asam basa dapat mempengaruhi kelangsungan hidup makhluk hidup.
Wijanarko
(2017) mengemukakan bahwa “Mendidik adalah menyampaikan pengajaran, norma-norma
dan nilai-nilai hidup, aturan serta hukum maupun cerita-cerita juga pengalaman
yang mengandung didikan”. Menurut Darji Darmodiharjo (dalam Uyoh, 2010), “Mendidik
menunjukkan usaha yang lebih ditujukkan kepada budi pekerti, hati nurani,
semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketakwaan, sedangkan “Mengajar yaitu
memberi pelajaran tentang berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi
kemampuan berpikirnya”, serta “Melatih yaitu usaha untuk memperoleh
keterampilan dengan melatihkan sesuatu secara berulang-ulang, sehingga terjadi
mekanisme atau pembiasaan”. Adapun menurut Zaenab (2015), “Melatih merupakan
sebuah keterampilan atau kecakapan hidup (life skills). Melatih
dilakukan dengan cara menjadi contoh (role model) serta teladan dalam
hal moral juga kepribadian”. Jadi dari beberapa pendapat para ahli di atas,
dapat kita simpulkan bahwa mendidik bukan hanya memberikan aspek pengetahuan
kepada para peserta didik, tetapi juga bagaimana mengantarkan mereka kepada
kondisi kejiwaan yang semakin bertaqwa dan beriman kepada Allah SWT. Sedangkan
mengajar lebih menekankan pada pemberian ilmu pengetahuan untuk pengembangan
kemampuan penalaran dan melatih lebih menekankan pada pengembangan kemampuan
dengan cara melatih berbagai keterampilan.
Menurut
Suparlan (2008) dan Suyitno (2017), perbedaan-perbedaan
antara mendidik, mengajar dan melatih yaitu:
Mendidik: Mendidik dari segi tujuan adalah
untuk membantu peserta didik kearah kedewasaan, memanusaikan manusia dan untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Dari segi isi, mendidik sangat
berkaitan dengan moral dan kepribadian. Jika ditinjau dari segi proses,
maka mendidik berkaitan dengan memberikan motivasi untuk belajar dan mengikuti
ketentuan atau tata tertib yang telah menjadi kesepakatan bersama, selain itu
juga melakukan mendidik/membimbing, kegiatan mengajar dan melatih. Kemudian
bila ditinjau dari segi strategi dan metode yang digunakan, mendidik lebih
menggunakan keteladan dan pembiasaan. Jika ditinjau dari segi hasil, peserta
didik memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian
kecerdasan, akhlak mulia, menjadi manusia yang bermanfaat bagi dirinya dan
orang lain serta memiliki keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mengajar: Jika ditinjau dari segi isi, maka mengajar
berupa bahan ajar dalam bentuk ilmu pengetahuan. Dari segi tujuan,
mengajar bertujuan untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dan melatih pola pikir peserta
didik agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir ilmiah. Dari segi proses,
berlansung kegiatan mengajar atau transfer of knowledges. Strategi dan
metode yang dapat digunakan untuk mengajar misalnya ekspositori dan inkuiri.
Jika ditinjau dari segi hasil, peserta didik mendapatkan ilmu
pengetahuan sehingga kemampuan kognitifnya berkembang dan terlatih pola
pikirnya serta berwawasan luas.
Melatih: Melatih bila ditinjau dari segi isi adalah
berupa keterampilan atau kecakapan hidup (life skills). Dari segi tujuan
yaitu mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik. Bila ditinjau dari prosesnya, maka
melatih dilakukan dengan menjadi contoh (role model) dan teladan dalam
hal moral dan kepribadian, hanya berlangsung satu kegiatan saja yaitu kegiatan
melatih (transfer of skills). Sedangkan bila ditinjau dari strategi dan
metode yang dapat digunakan, yaitu melalui praktik kerja, simulasi, dan magang.
Jika ditinjau dari segi hasil, maka terbentuklah peserta didik-peserta
didik yang memiliki/menguasai/meningkatkan keterampilan atau kecakapan hidup
dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Referensi:
Suparlan. (2008). Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hidayat.
Suyitno. (2017). Pedagogik Teoritis dan Praktis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Uyoh, Sadulloh. (2010). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.
Wijanarko, Jarot. (2017). Memaksimalkan Otak Anak Anda. Jakarta Selatan: Keluarga Indah Bahagia.
Zaenab, Siti. (2015). Profesionalisme Guru PAUD Menuju NTB Bersaing: (Pengantar Manajemen Pendidikan, Praktik, Teori, dan Aplikasi). Yogyakarta: Deepublish.
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu kimia?
Ilmu
kimia adalah ilmu pengetahuan alam yang secara khusus mempelajari mengenai
komposisi dan struktur zat kimia serta hubungan keduanya dengan sifat zat
tersebut. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang
mempelajari mengenai sifat , struktur materi, komposisi materi, perubahan dan energi
yang menyertai perubahan-perubahan materi tersebut. Ilmu kimia mempelajari
struktur materi dan perubahan-perubahan yang dialami oleh materi baik perubahan
secara kimia maupun perubahan secara fisika.
2.
Mengapa
berkembang cabang-cabang ilmu kimia?
Untuk mempelajari dan
mengembangkan ilmu kimia diperlukan ilmu terutama matematika, fisika, dan
biologi. Untuk mengetahui perilaku elektron dalam atom maka diperlukan ilmu
fisika, terutama mengenai persamaan gelombang dan mekanika kuantum. Dalam
memecahkan persamaan gelombang diperlukan matematika. Ilmu kimia dibutuhkan
pula untuk mempelajari ilmu pengetahuan lainnya yaitu fisika, biologi, geologi,
geografi, kedokteran, lingkungan hidup, pertanian dll. Hal ini menyebabkan ilmu
kimia berkembang menjadi beberapa cabang antara lain:
3.
Apa
yang dipelajari dalam kimia anorganik?
Kimia
anorganik merupakan salah
satu bidang ilmu kimia yang mempelajari sifat-sifat dan reaktivitas
senyawa-senyawa anorganik. Semua senyawa anorganik mencakup semua senyawa
kimia, kecuali yang berupa rantai atau cincin atom-atom karbon, yang biasa
disebut senyawa organik. Kimia anorganik membahas mengenai penyelidikan,
percobaan dan interpretasi teoritis dari unsur dan reaksi semua unsur dan
senyawa kecuali senyawa hidrokarbon dan turunannya. Kimia anorganik membahas
segala sesuatu yang tidak dibahas pada kimia organik.
Hukum-hukum dasar
kimia merupakan materi SMA yang dipelajari pada kelas X. Sesuai dengan
Kurikulum 2013, materi hukum-hukum dasar kimia mempunyai kompetensi inti,
kompetensi dasar yang diturunkan menjadi indikator pencapaian kompetensi (IPK)
dan tujuan pembelajaran sebagai berikut.
Kompetensi
Inti:
1.
Memahami, menerapkan,
menganalisis pengetahuan faktuall, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi
Dasar:
3.11 Menerapkan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan
reaksi, hukum-hukum dasar kimia dan konsep untuk menyelesaikan perhitungan
kimia.
4.11 Massa atom relaitf, persamaan
reaksi, hukum-hukum dasar kimia dan konsep mol untuk mnyelesaikan perhitungan
kimia.
Indikator
Pencapaian Kompetensi
3.11.1 Menjelaskan dan membuktikan
hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier)
3.11.2 Menganalisis hukum perbandingn
tetap (Hukum Proust)
3.11.3 Menjelaskan hukum perbandingan
berganda (Hukum Dalton)
3.11.4 Menganalisis hukum perbandingan
volume (Hukum Gay Lussac)
3.11.5 Menjelaskan hukum Avogadro
Tujuan
Pembelajaran
Melalui model
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan mengeksplormodel berupa gambar, grafik,
tabel atau diagram mengenai berbagai konsep yang akan dibangun peserta didik
dengan melakukan penyelidikan sederhana, mengolah dan memperoleh pengetahuan
diharapkan peserta didik terlibat aktif baik secara individual maupun kelompok
selama proses pembelajaran berlangsung, meningkatkan rasa syukur atas nikmat
akal sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga bias memikirkan secara
logis dan memecahkan permasalahan yang dihadapi secara mandiri dan mengetahui
bagaimana membuktikan hukum dasar kimia serta kemampuan berkomunikasi secara
percaya diri, jujur, teliti, kerja sama dan disiplin dalam melakukan pengamatan
serta tanggung jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi
kritik dan saran, serta menganalisi bagaimana hukum kekekalan massa, hukum
perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda, hukum perbandingan volume, dan
hukum Avogadro.
Materi
Pelajaran
1.
Fakta
a.
Rumus molekul air adalah H2O
b.
Perbandingan massa H dan O untuk membentuk air 1:8
c.
Rumus molekul karbon monoksida adalah CO
d.
Rumus molekul karbon dioksida adalah CO2
e.
Rumus molekul gas hidrogen adalah H2
f.
Rumus molekul gas oksice adalah O2
g.
1 molekul gas hidrogen terdiri dari 2 atom hidrogen
2.
Konsep
a.
Reaksi kimia merupakan penggabungan, pemisahan atau penyusunan kembali
atom-atom.
b.
Reaksi kimia (chemical reaction) adalah suatu proses dimana zat (atau
senyawa) diubah menjadi satu atau lebih senyawa baru (Chang, 2005: 70)
3.
Prinsip
a.
Bunyi Hukum Lavoiser adalah massa total zat-zat sebelum reaksi akan
selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi (Sudarmo, 2013: 192)
b.
Bunyi Hukum Proust adalah suatu zat kimia yang murni, perbandingan massa
unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap. (Brady, 1999: 69)
c.
Bunyi Hukum Dalton adalah bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu
senyawa, maka perbandingan massa suatu unsur yang bersenyawa dengan unsur yang
lain dengan massa tertentu merupakan bilangan bulat yang sederhana. (Syukri,
1999:28)
d.
Bunyi Hukum Gay-Lussac adalah volume gas-gas yang terlibat dalam suatu
reaksi kimia pada suhu dan tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan bulat
dan sederhana. (Syukri. 1999: 28)
e.
Bunyi Hukum Avogadro adalah pada temperatur dan tekanan yang sama,
volume yang sama dari semua gas mengandung jumlah molekul yang sama. (Ahmad.
2001: 11)
4.
Prosedural
a.
Hukum Kekekalan Massa
(Hukum Lavoisier)
1)
Menuliskan persamaan reaksi
2)
Menentukan massa masing-masing komponen yang bereaksi
3)
Menentukan massa komponen yang ditanya berdasarkan hukum lavoiseir
b.
Hukum Perbandingan Tetap
(Hukum Proust)
1)
Menentukan massa masing-masing unsur yang bereaksi.
2)
Membagi massa unsur, setiap unsur dengan massa unsur yang terkecil.
3)
Menentukan perbandingan massa unsur-unsur.
c.
Hukum Kelipatan Berganda
(Hukum Dalton)
1)
Menentukan massa masing-masing unsur yang bereaksi.
2)
Menentukan salah satu unsur sebagai dasar perhitungan seperti C pada
reaksi pembentukan CO dan CO2.
3)
Membagi massa unsur yang lain dengan massa unsur yang telah ditentukan
diatas.
4)
Menentukan perbandingan massa unsur-unsur dalam membentuk senyawa
berbeda.
Senyawa |
Massa Karbon (C) |
Massa Oksigen (O) |
Perbandingan Massa (C : O) |
CO |
1 gram |
1,33 gram |
3 : 4 |
CO2 |
1 gram |
2,66 gram |
3 : 8 |
d.
Hukum Perbandingan Volume
(Hukum Gay-Lussac)
1)
Menentukan volume masing-masing gas yang bereaksi.
2)
Membagi volume gas dengan volume gas yang terkecil
3)
Menentukan perbandingan volume gas-gas
Volume |
Hidrogen |
Oksigen |
Air |
Volume ke-1 |
2 |
1 |
2 |
Volume ke-2 |
4 |
2 |
4 |
Volume ke-3 |
6 |
3 |
6 |
e.
Hipotesis Avogadro
1)
Menuliskan persamaan reaksi
2)
Menentukan volume masing-masing gas yang bereaksi.
3)
Menentukan jumlah molekul gas