Lembar Kerja 3.2 Experiential Learning
1.
Apa yang dimaksud dengan experiential learning?
Jawab:
Experiential learning adalah suatu pembelajaran
yang mengutamakan pengalaman langsung peserta didik dalam mempelajari suatu
konsep atau keterampilan. Metode ini mengajarkan peserta didik untuk belajar
melalui pengalaman nyata dan langsung yang melibatkan interaksi mereka dengan dunia
nyata, sehingga peserta didik dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam
dan keterampilan yang lebih luas. Dalam experiential learning, peserta
didik terlibat dalam aktivitas atau proyek yang mengharuskan mereka untuk
berpikir, merencanakan, melakukan, dan merefleksikan tindakan mereka. Tujuan
dari metode ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang
materi yang dipelajari, serta mengembangkan keterampilan seperti berpikir
kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kepemimpinan.
Experiential Learning melibatkan dua
cara mendapatkan pengetahuan yaitu Concrete experience (pengalaman
konkret) dan Abstract Conceptualization (Konseptualisasi abstrak). SEL
juga melibatkan dua cara transformasi pengetahuan yaitu Reflective
observation (observasi reflektif) dan active experimentation
(Eksperimentasi aktif), dimana individu melakukan observasi dan bisa
menjelaskan peristiwa yang terjadi disertai pemahaman, dan kemudian aktif
mempraktikkan.
2.
Bagaimana peran guru dalam experiential learning?
Jawab:
Guru
berperan sebagai fasilitator, guru juga berperan merancang pengalaman belajar
yang bermakna. Dalam kegiatan merancang tersebut, penting bagi guru untuk
merancang pembelajaran yang kreatif sehingga dapat menjadi pendorong
kreativitas peserta didik. Untuk dapat merancang pengalaman belajar yang
bermakna, guru perlu memberikan materi sesuai dengan tuntutan zaman. Guru juga
bertanggung jawab memberikan umpan balik pada peserta didik dan menjadi teladan
dalam hal mengembangkan pengetahuan.
3.
Bagaimana model holistic pembelajaran dari Kolb?
Jawab:
Model
holistic dalam proses pembelajaran menekankan peserta didik untuk aktif
mengembangkan dirinya melalui pengalaman nyata dan menjadi peran utama dalam
proses pembelajaran. Model ini menekankan pentingnya pengalaman langsung,
refleksi, pembentukan konsep, dan penerapan dalam situasi nyata untuk
menciptakan siklus pembelajaran yang berkelanjutan. Model holistic pembelajaran
dari Kolb, yang disebut juga siklus pembelajaran Kolb, terdiri dari empat
langkah yang saling terkait: pengalaman konkret (concreate experience),
refleksi observasional (reflection observation), konseptualisasi abstrak
(abstract conceptualization), dan eksperimen aktif (active
experimentation). Berikut masing-masing penjelasannya.
a.
Concreate experience
Pengalaman konkret adalah tahap pertama
dalam proses Experiential Learning yang melibatkan pengalaman langsung dan
nyata. Pada tahap ini, peserta didik terlibat dalam situasi yang memerlukan
interaksi, tindakan, dan pengamatan langsung. Pengalaman konkret dapat berupa
kegiatan lapangan, simulasi, atau pengalaman langsung dalam situasi nyata.
Tujuan dari pengalaman konkret adalah
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami pembelajaran
langsung dan praktis. Dalam situasi pengalaman konkret, peserta didik dapat
memperoleh pengalaman yang tidak dapat diperoleh melalui pembelajaran teori
atau pengamatan dari luar. Mereka dapat merasakan pengalaman yang sebenarnya
dan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang situasi yang mereka
hadapi.
b.
Reflection observation
Pada
tahap ini, peserta didik diminta untuk mempertimbangkan kembali pengalaman yang
telah mereka alami, mengevaluasi apa yang telah mereka pelajari, dan
mengidentifikasi bagaimana pengalaman tersebut dapat membantu mereka dalam
konteks yang lebih luas. Tujuan dari tahap refleksi adalah untuk membantu
peserta didik memperdalam pemahaman mereka tentang pengalaman yang mereka
alami. Dengan merenungkan kembali pengalaman konkret, peserta didik dapat
mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri, belajar
dari kesalahan yang telah mereka buat, dan memperoleh keterampilan dan
pemahaman yang lebih luas.
c.
Abstract conceptualization
Pada tahap ini, peserta didik diminta
untuk mengidentifikasi pola dan tema yang muncul dari pengalaman konkret dan
refleksi mereka, dan kemudian menghubungkannya dengan konsep-konsep yang
relevan dalam bidang studi atau pekerjaan mereka. Tujuan dari tahap
konseptualisasi adalah untuk membantu peserta didik mengembangkan pemahaman
yang lebih luas tentang konsep-konsep yang terkait dengan pengalaman konkret
mereka, dan untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan untuk
menghubungkan pengalaman konkret mereka dengan konsep-konsep tersebut. Dalam
melakukan konseptualisasi, peserta didik dapat memperoleh pemahaman yang lebih
dalam tentang bagaimana konsep-konsep yang terkait dengan pengalaman konkret
mereka dapat diterapkan dalam kehidupan dan karir mereka.
d.
Active experimentation
Pada
tahap ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mencoba berbagai strategi
dan tindakan baru yang didasarkan pada pemahaman dan konsep-konsep yang mereka
pelajari dari pengalaman konkret mereka. Tujuan dari tahap implementasi adalah
untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri
yang lebih besar dalam menghadapi tantangan dan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan dan karir mereka. Dengan menerapkan pemahaman dan konsep-konsep yang
mereka pelajari dari pengalaman konkret mereka, peserta didik dapat memperoleh
pemahaman yang lebih dalam tentang cara kerja bidang studi atau pekerjaan
mereka, dan mengembangkan keterampilan yang lebih efektif dalam menangani
situasi yang berbeda.
4.
Tuliskan hal-hal yang sudah Anda ketahui sebelumnya
mengenai experiential learning!
Jawab:
Sebelumnya, saya
sudah mengetahui bahwa experiential learning adalah pendekatan pembelajaran
yang efektif dalam memfasilitasi pemahaman dan penerapan konsep-konsep baru.
Saya juga sudah mengetahui bahwa model siklus pembelajaran Kolb merupakan salah
satu pendekatan utama dalam experiential learning, yang menekankan pentingnya
pengalaman langsung, refleksi, konseptualisasi, dan penerapan. Pembelajaran experiential
learning adalah belajar dari pengalaman atau learning by doing,
sebagaimana guru terbaik adalah pengalaman.
5.
Tuliskan hal-hal baru yang Anda pelajari dari video
yang telah diberikan tautannya pada Anda sebelumnya!
Jawab:
Pada video 1 membahas tentang Kolb
Learning Cycle. Dimana siklus belajar menurut experiental learning dimulai
dari sebuah pengalaman konkret (Concreate Experience) yang dilanjutkan
proses refleksi dan observasi (Reflective Observation) terhadap
pengalaman tersebut. Hasil refleksi ini akan diasimilasi/diakomodasi dalam
struktur kognitif (Abstact Conceptualization), selanjutnya dirumuskan
suatu hipotesis baru untuk diuji kembali pada situasi (Active
Experimentation). Hasil eksperimen akan menuntun kembali pembelajaran
menuju tahap pengalaman konkret (Concreate Experience).
Pada video 2 membahas tentang learning
by doing dimana untuk mempelajari hal-hal yang kita belum ketahui
sebelumnya dapat dilakukan dengan mempraktekkan secara langsung. Pembelajaran
ini dilakukan dengan mengikuti siklus dari experiential learning yaitu doing,
reflecting, dan applying. Model
pembelajaran learning by doing ini terdiri dari 5 tahapan yaitu experience,
share, process, generalize, apply, dan kemudian kembali ke tahap awal yaitu
experience.
6.
Apa hal-hal yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?
Jawab:
Yang ingin saya
ketahui lebih lanjut yaitu hubungan antara experiential learning dengan
sosial emosional dan pengaruhnya terhadap pembelajaran serta strategi yang
tepat dalam merancang dan mengimplementasi experiential learning
Kesimpulan |
Experiential learning ini menempatkan
pengalaman langsung sebagai inti dari proses pembelajaran. Dalam konteks ini,
guru berperan sebagai fasilitator yang merancang pengalaman belajar yang
bermakna dan kreatif, sementara peserta didik terlibat secara aktif dalam
pengalaman konkret, refleksi, konseptualisasi, dan penerapan konsep dalam
situasi nyata. Model siklus pembelajaran Kolb, yang menekankan empat tahap
tersebut, menjadi landasan utama dalam pendekatan ini. Melalui
experiential learning, peserta didik tidak hanya memperoleh pemahaman yang
lebih dalam tentang materi yang dipelajari, tetapi juga mengembangkan
keterampilan yang relevan dan berguna dalam kehidupan dan karier mereka.
Namun, tantangan dalam merancang dan mengimplementasikan experiential learning
melibatkan pemahaman yang mendalam tentang aspek sosial-emosional peserta
didik dan strategi yang efektif untuk menghadapinya. Sebagai mahasiswa,
penting untuk memahami secara menyeluruh konsep-konsep ini dan mencari cara
untuk mengaplikasikannya dalam pembelajaran dan pengembangan diri secara
efektif. |
No comments:
Post a Comment